Saham PTRO

Saham PTRO (Maret 2025)

Disclaimer : Artikel ini bertujuan untuk edukasi, bukan ajakan untuk membeli.

Saham PTRO (PT. Petrosea Tbk.) menjadi perhatian investor karena pergerakan harga yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. PTRO, yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, minyak, dan gas alam, merupakan anak usaha PT Indika Energi Tbk (INDY) dan beroperasi terutama di Kalimantan. Saat ini, saham PTRO mayoritas dimiliki oleh PT Kreasi Jasa Persada (41,52%) dan PT Caraka Reksa Optima (31,05%), sementara 27,4% sisanya dimiliki oleh publik.

PTRO memiliki keterkaitan dengan konglomerat Prajogo Pangestu melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Keterkaitan ini menciptakan sentimen positif di pasar, yang mendorong lonjakan harga saham hingga mengalami stock split 1:10 pada harga Rp28.000 per lembar saham pada 3 Januari 2025. Sejak saat itu, harga sahamnya terus meningkat hingga Rp3.700 per lembar.

Kinerja Bisnis PTRO

Pendapatan PTRO dalam sembilan bulan pertama tahun 2024 naik 21,76% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh lonjakan 2.610,06% dalam bisnis pertambangan batu bara dan kenaikan 96,33% dalam sektor konstruksi dan rekayasa. Namun, kenaikan biaya operasional menyebabkan laba bersih anjlok hingga 70,29%. Ini menunjukkan bahwa meskipun PTRO memiliki diversifikasi sumber pendapatan, efisiensi biaya masih menjadi tantangan utama.

Dari sisi aset, hingga kuartal ketiga 2024, total aset PTRO mencapai $756,7 juta, naik 3,96% dari tahun sebelumnya. Sebagian besar aset ini berupa kas dan piutang, yang mencerminkan likuiditas yang cukup kuat meskipun ada tantangan profitabilitas.

Prospek Bisnis dan Strategi Masa Depan

PTRO memiliki prospek besar dengan rencana kontrak senilai $1,6 triliun bersama Vale selama 10 tahun ke depan. Kesepakatan ini mencakup proyek pertambangan di Sulawesi Tengah, termasuk pengembangan infrastruktur dan transportasi bijih nikel. Jika proyek ini berjalan lancar, bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan di masa mendatang.

Namun, ketergantungan PTRO pada sektor batu bara tetap menjadi risiko jangka panjang, mengingat pergeseran global menuju energi terbarukan. Investor perlu mempertimbangkan bagaimana strategi diversifikasi PTRO dalam menghadapi tren ini.

Valuasi Saham: Apakah PTRO Masih Layak Dibeli?

Meskipun harga saham PTRO terus meningkat, valuasinya menimbulkan kekhawatiran. Saat ini, PTRO memiliki rasio Price-to-Book Value (PBV) sebesar 10,01 dan Price-Earnings Ratio (PE) mencapai 549,06. Ini berarti harga saham PTRO 10 kali lebih mahal dari nilai bukunya, dan dengan profitabilitas saat ini, dibutuhkan 549 tahun untuk mengembalikan investasi. Standar industri biasanya menetapkan PBV wajar di kisaran 1-3 dan PE ideal di bawah 20.

Sebagai perbandingan, pada kuartal keempat 2024, PBV PTRO tercatat di angka 8,75 dan PE sebesar 420, menunjukkan bahwa valuasi saham telah meningkat signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan ini lebih didorong oleh spekulasi pasar dibandingkan dengan peningkatan fundamental perusahaan.

Bagi investor jangka panjang, tingginya valuasi ini bisa menjadi sinyal risiko. Saham ini lebih cocok bagi trader jangka pendek yang ingin memanfaatkan momentum pasar, sementara investor jangka panjang perlu mempertimbangkan fundamental bisnis sebelum mengambil keputusan investasi.

Baca juga : Valuasi Saham AADI

Tekanan Jual dan Dinamika Pasar

PTRO sempat mengalami tekanan jual signifikan, turun 3,65% ke level Rp2.900 setelah sebelumnya sempat dibuka di atas Rp3.000. Bahkan, harga saham sempat menyentuh level Rp2.860 sebelum mengalami rebound.

Dari perspektif teknikal, level support utama PTRO berada di Rp2.730. Jika level ini ditembus, saham berpotensi turun lebih dalam hingga di bawah Rp2.500. Volume perdagangan PTRO mencapai 2,1 juta lot dengan total transaksi Rp637 miliar, namun tekanan jual jauh lebih besar dibandingkan tekanan beli, dengan Rp319 miliar transaksi jual dibandingkan hanya Rp26 miliar transaksi beli.

Investor asing menjadi pemain utama dalam aksi jual saham PTRO, sementara investor domestik menunjukkan partisipasi yang lebih lemah di sisi pembelian. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor makroekonomi global, aksi ambil untung dari investor institusi, atau kekhawatiran pasar terkait fundamental perusahaan.

Kesimpulan: Peluang vs Risiko di PTRO

PTRO memiliki momentum kuat berkat afiliasi dengan konglomerat besar dan rencana kontrak bernilai tinggi dengan Vale. Namun, valuasinya sangat mahal dan profitabilitasnya menurun. Saham ini lebih cocok bagi trader jangka pendek yang ingin memanfaatkan momentum, sementara investor jangka panjang perlu berhati-hati. Bagi investor, penting untuk memahami profil risiko dan strategi investasi sebelum mengambil keputusan. Apakah Anda lebih suka mengejar momentum jangka pendek atau mencari stabilitas jangka panjang? Keputusan ada di tangan Anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top