IHSG 18 Maret 2025

IHSG 18 Maret 2025

IHSG 18 Maret 2025 Anjlok, BEI Berlakukan Trading Halt: Apa Penyebabnya?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada perdagangan hari ini, Selasa, 18 Maret 2025. Pada sesi pertama, IHSG turun 6,12% atau 395,86 poin, berada di level 6.076,08. Akibat penurunan drastis ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa memberlakukan trading halt pada pukul 11.19 WIB, setelah IHSG turun lebih dari 5%.

Penurunan ini merupakan yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir, dan memicu kekhawatiran di kalangan investor. Apa saja penyebab IHSG melemah? Dan bagaimana prospek pasar saham dalam beberapa hari ke depan?

Penyebab IHSG Turun Tajam :

1. Kekhawatiran Terhadap Kebijakan The Fed

Investor global sedang menanti keputusan Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan suku bunga. Bank sentral AS ini dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya minggu ini, dan ada indikasi kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih agresif untuk mengendalikan inflasi.

Kenaikan suku bunga The Fed dapat membuat investor asing menarik dana dari pasar saham Indonesia, sehingga menekan IHSG. Hal ini sejalan dengan tren di berbagai pasar saham global yang juga melemah akibat ketidakpastian kebijakan moneter AS.

2. Pelemahan Rupiah dan Defisit APBN

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir, turun ke level Rp 16.250 per USD. Pelemahan ini menambah tekanan bagi emiten yang bergantung pada impor atau memiliki utang dalam denominasi dolar.

Di sisi lain, data terbaru menunjukkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melebar lebih dari yang diperkirakan, memicu kekhawatiran akan stabilitas fiskal Indonesia. Investor pun menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

3. Koreksi Lanjutan dari Hari Sebelumnya

Pada perdagangan Senin, 17 Maret 2025, IHSG sudah melemah 0,67% (43,68 poin) dan ditutup di level 6.471,94. Penurunan ini menjadi tanda bahwa pasar sedang dalam tren bearish dalam jangka pendek.

Beberapa saham unggulan seperti BBCA, BBRI, ASII, dan TLKM juga mengalami tekanan jual besar-besaran, menambah beban bagi indeks utama.

Dampak Trading Halt oleh BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt pada pukul 11.19 WIB setelah IHSG turun lebih dari 5%. Trading halt adalah mekanisme penghentian sementara perdagangan saham untuk meredam volatilitas yang berlebihan.

Menurut aturan BEI, trading halt diberlakukan ketika IHSG turun lebih dari 5%, dan dapat dilanjutkan dengan trading suspension jika penurunan terus berlanjut hingga lebih dari 10%.

Apa Kata Analis?

Beberapa analis memberikan pandangan mereka terkait kondisi pasar saat ini:

📉 Reza Fahlevi, Analis Ekuitas di Mandiri Sekuritas:
“Pelemahan IHSG hari ini lebih didorong oleh faktor eksternal, terutama ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed. Investor asing melakukan aksi jual besar-besaran di saham perbankan dan sektor berbasis komoditas.”

📊 Liza Andriani, Head of Research di BCA Sekuritas:
“Jika The Fed benar-benar menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan, kita bisa melihat tekanan lebih lanjut di pasar saham. Namun, bagi investor jangka panjang, koreksi ini bisa menjadi kesempatan untuk mengakumulasi saham-saham berkualitas.”

Strategi Investor di Tengah Volatilitas Pasar

Di tengah ketidakpastian ini, investor disarankan untuk tetap tenang dan mempertimbangkan beberapa strategi berikut:

  • Fokus pada saham fundamental kuat – Saham dengan kinerja keuangan yang stabil dan prospek bisnis jangka panjang tetap menjadi pilihan aman.
  • Diversifikasi portofolio – Jangan hanya berinvestasi di saham, pertimbangkan instrumen lain seperti obligasi atau reksa dana pasar uang untuk mengurangi risiko.
  • Perhatikan sentimen global – Kebijakan The Fed, pergerakan nilai tukar Rupiah, dan kondisi ekonomi dalam negeri bisa menjadi acuan penting dalam pengambilan keputusan investasi.

Apa Prospek IHSG ke Depan?

Pelemahan IHSG 18 Maret 2025 dipicu oleh kombinasi faktor global dan domestik, seperti kekhawatiran suku bunga The Fed, pelemahan Rupiah, dan defisit APBN. Dengan adanya trading halt BEI, diharapkan volatilitas pasar bisa lebih terkendali.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada 19 Maret 2025, untuk membahas kondisi pasar terkini. Investor disarankan untuk tetap waspada dan melihat peluang dari koreksi pasar ini.

Bagi investor jangka panjang, koreksi seperti ini bisa menjadi momen untuk mengakumulasi saham berkualitas dengan harga lebih murah. Namun, tetap perlu mencermati kondisi global dan kebijakan ekonomi yang akan datang.

Media Indonesia – IHSG Melemah Jelang Pertemuan The Fed
Bisnis.com – Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top